Roman Script    Reciting key words            Previous Sūrah    Quraan Index    Home  

27) Sūrat An-Naml

Printed format

27) سُورَة النَّمل

Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Ţā-Sīn ۚ Tilka 'Āyātu Al-Qur'āni Wa Kitābin Mubīnin 027-001 [[27 ~ AN-NAML (SEMUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 93 ayat ~ Surat al-Naml dimulai dengan huruf-huruf fonemis yang bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa al-Qur'ân, meskipun menggunakan anasir yang sama dengan bahasa orang-orang Arab, tetap merupakan mukjizat. Dari sisi lain, huruf-huruf pada permulaan surat seperti itu memiliki fungsi intrinsik (maknawi) yang mencela orang-orang yang enggan mendengarkan al-Qur'ân. Ayat-ayat pertama surat ini menuturkan kisah dan berbagai mukjizat Mûsâ a. s., kisah Dâwûd a. s. dan hikayat pewarisan tahta kerajaan dari sang ayahanda, Sulaymân a. s., nabi yang memiliki kekuatan supra natural karunia Allah Swt. Ia memiliki kemampuan menundukkan jin, manusia, bangsa burung dan dapat memahami bahasa binatang. Nabi yang selalu mensyukuri nikmat-nikmat Tuhannya. Ayat-ayat berikutnya berkisah tentang kembalinya burung hudhud dari sebuah pengembaraan dengan membawa berita tentang Balqîs, Ratu yang bersama rakyatnya menyembah matahari. Sulaymân melayangkan sepucuk surat pada sang ratu. Setelah berunding dengan para pendampingnya, Balqîs memutuskan membalas surat Sulaymân dengan mengirimkan berbagai hadiah. Disinggung pula peristiwa menakjubkan saat Balqîs memasuki istana Sulaymân dengan penuh perasaan kagum, karena sang nabi telah memboyong singgasana sang ratu dengan bantuan seorang ahli yang memiliki pengetahuan tentang kitab. Terakhir, Balqîs mengikrarkan keimanannya. Ayat-ayat berikutnya menuturkan kisah Nabi Shâlih bersama kaumnya, kisah Nabi Lûth bersama kaumnya, kisah penyelamatan Nabi Lûth dan pembinasan orang-orang yang menyimpang dari hukum Tuhan. Beberapa ayat lainnya berusaha menggugah akal pikiran manusia untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah yang terdapat di langit dan di bumi. Dilanjutkan dengan penjelasan kedudukan al-Qur'ân dalam dakwah dan berpalingnya orang-orang kafir dari al-Qur'ân dengan kesempurnaan mukjizatnya. Disinggung pula, dalam surat ini, keterangan ringkas perihal datangnya makhluk dalam wujud binatang melata, pada masa-masa menjelang hari kiamat, yang akan bercakap-cakap dengan manusia dan yang akan menceritakan keingkaran mereka pada ayat-ayat Allah. Masih dalam topik pembicaraan hari kiamat, ayat-ayat selanjutnya menggambarkan kepanikan alam semesta saat mendengar bunyi terompet Isrâfîl, sebagai pertanda kebangkitan dan masa pengumpulan manusia telah tiba. Bagian akhir surat berisi penjelasan hakikat alam raya, gunung-gunung yang berjalan bagaikan awan, uraian metode dakwah Nabi dan keharusan memuji Allah Swt.]] Thâ, Sîn. Dua buah huruf fonemis yang membuka surat ini bertujuan untuk menggugah perhatian para pendengar kepada rahasia mukjizat al-Qur'ân sambil memberi isyarat bahwa bahasa al-Qur'ân itu sama dengan bahasa yang mereka pergunakan dalam berkomunikasi. Di samping kegunaan tersebut, huruf-huruf seperti itu memiliki fungsi psikologis, memusatkan konsentrasi para pendengar. Itulah ayat-ayat yang diturunkan Allah yang telah dibacakan kepada kalian dan kalian dapat membacanya sendiri. Itulah kitab yang menjelaskan apa yang dikandungnya. طَ‍‍ا-سِي‍‌‍ن ۚ تِلْكَ ‌آي‍‍َ‍اتُ ‌الْ‍‍قُ‍‍رْ‌آنِ ‌وَكِت‍‍َ‍ابٍ‌ مُبِينٍ
Hudan Wa Bushrá Lilmu'uminīna 027-002 Sebuah kitab yang berisikan petunjuk bagi orang-orang beriman menuju jalan kebajikan dan kemenangan di dunia dan akhirat, pembawa berita gembira akan adanya tempat kembali yang baik bagi mereka. هُ‍‍د‌ى‌ ً‌ ‌وَبُشْ‍رَ‌ى‌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Al-Ladhīna Yuqīmūna Aş-Şalāata Wa Yu'utūna Az-Zakāata Wa Hum Bil-'Ākhirati Humqinūna 027-003 Yaitu orang-orang yang melaksanakan salat, lengkap dengan rukun-rukunnya secara sempurna dengan penuh rasa khusyuk dan menunaikan kewajiban zakat tepat pada waktunya serta meyakini sepenuhnya akan adanya kehidupan akhirat, saat Allah memberikan pahala dan siksa. الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يُ‍‍قِ‍‍يم‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةَ ‌وَيُؤْت‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍زَّك‍‍َ‍اةَ ‌وَهُمْ بِ‍الآ‍‍خِ‍رَةِ هُمْ يُوقِ‍‍نُونَ
'Inna Al-Ladhīna Lā Yu'uminūna Bil-'Ākhirati Zayyannā Lahum 'A`mālahum Fahum Ya`mahūna 027-004 Kami menjadikan orang-orang yang tidak percaya pada hari akhir memandang indah perbuatan- perbuatan mereka, sehingga mereka terjerumus dalam jurang kesesatan. إِنَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ لاَ‌ يُؤْمِن‍‍ُ‍ونَ بِ‍الآ‍‍خِ‍رَةِ ‌زَيَّ‍‍نَّ‍‍ا‌ لَهُمْ ‌أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ
'Ūlā'ika Al-Ladhīna Lahum Sū'u Al-`Adhābi Wa Hum Al-'Ākhirati Humu Al-'Akhsarūna 027-005 Mereka itulah yang kelak akan menerima siksa yang buruk. Mereka adalah orang-orang yang paling merugi di akhirat. أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ لَهُمْ س‍‍ُ‍و‌ءُ‌ ‌الْعَذ‍َ‍‌ابِ ‌وَهُمْ فِي ‌الآ‍‍خِ‍رَةِ هُمُ ‌الأَ‍خْ‍‍سَرُ‌ونَ
Wa 'Innaka Latulaqqá Al-Qur'āna Min Ladun Ĥakīmin `Alīmin 027-006 Wahai Muhammad, sesungguhnya dirimu telah menerima wahyu yang turun dari sisi Tuhan. Hikmah-Nya tidak ada yang menandingi dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. وَ‌إِنَّ‍‍كَ لَتُلَ‍‍قَّ‍‍ى‌ ‌الْ‍‍قُ‍‍رْ‌آنَ مِ‍‌‍نْ لَدُ‌نْ حَك‍‍ِ‍ي‍‍مٍ عَلِيمٍ
'Idh Qāla Mūsá Li'hlihi~ 'Innī 'Ānastu Nāan Sa'ātīkum Minhā Bikhabarin 'Aw 'Ātīkum Bishihābin Qabasin La`allakum Taşţalūna 027-007 Ingatlah apa yang dikatakan oleh Mûsâ pada istri dan pengikutnya, saat kembali ke negeri Mesir, "Aku sungguh melihat api. Aku akan kembali kepada kalian dengan membawa berita tentang api itu atau aku akan membawakan untuk kalian dari sebagian api itu agar kalian dapat menghangatkan badan dan mengusir rasa dingin." إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ مُوسَى‌ لِأهْلِهِ ‌إِنِّ‍‍ي ‌آنَسْتُ نَا‌ر‌ا‌‌ ً‌ سَآتِيكُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ بِ‍‍خَ‍‍بَرٍ‌ ‌أَ‌وْ‌ ‌آتِيكُمْ بِشِه‍‍َ‍اب‌‍ٍقَ‍‍بَس‍ٍ‌ لَعَلَّكُمْ تَ‍‍صْ‍‍طَ‍‍لُونَ
Falammā Jā'ahā Nūdiya 'Anrika Man An-Nāri Wa Man Ĥawlahā Wa Subĥāna Allāhi Rabbi Al-`Ālamīna 027-008 Tatkala Mûsâ sampai ke tempat api itu, ia diseru, "Mereka yang berada di dekat atau di sekitar perapian, yaitu malaikat dan Mûsâ sendiri, akan mendapatkan berkah. Allah Mahasuci dari segala sifat yang tidak layak disandangkan kepada-Nya. فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَهَا‌ نُو‌دِيَ ‌أَ‌نْ بُو‌رِكَ مَ‍‌‍نْ فِي ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌ر‍ِ‍‌ ‌وَمَ‍‌‍نْ حَوْلَهَا‌ ‌وَسُ‍‍بْ‍‍ح‍‍َ‍انَ ‌اللَّ‍‍هِ ‌‍رَبِّ ‌الْعَالَمِينَ
Yā Mūsá 'Innahu~ 'Anā Al-Lahu Al-`Azīzu Al-Ĥakīmu 027-009 Wahai Mûsâ, sungguh Aku adalah Allah. Hanya Akulah yang berhak dipertuhan; Yang Maha Menundukkan segala sesuatu; Yang Mahabijaksana yang meletakkan sesuatu pada tempatnya. يَا‌ مُوسَ‍‍ى‌ ‌إِنَّ‍‍هُ~ُ ‌أَنَا‌ ‌اللَّهُ ‌الْعَز‍ِ‍ي‍‍زُ‌ ‌الْحَكِيمُ
Wa 'Alqi `Aşāka ۚ Falammā Ra'āhā Tahtazzu Ka'annahā Jānnun Wallá Mudbirāan Wa Lam Yu`aqqib ۚ Yā Mūsá Lā Takhaf 'Innī Lā Yakhāfu Ladayya Al-Mursalūna 027-010 Demi kelangsungan misi dakwahmu, lemparlah tongkatmu!" Ketika Mûsâ melemparkan tongkatnya dan menjelma dalam seekor ular, Mûsâ terperangah dan beringsut ke belakang. Allah menenangkan hati Mûsâ dan berfirman kepadanya, "Kamu tak perlu merasa takut, karena rasul-rasul Kami tidak memiliki rasa takut saat Kami berbicara dengan mereka(1). (1) Lebih dari satu kali al-Qur'ân menuturkan kisah Mûsâ. Di satu bagian kisah itu tidak diuraikan secara rinci, ada bagian yang dipotong, yang kemudian disebutkan pada bagian lain. Semua itu ada kaitannya dengan proses pewahyuannya kepada Muhammad, Rasulullah saw. Pada bagian ini kisah itu dituturkan untuk menhilangkan rasa heran Nabi Muhammad saat menerima wahyu dari Allah. وَ‌أَلْ‍‍قِ عَ‍‍صَ‍‍اكَ ۚ فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌‍رَ‌آهَا‌ تَهْتَزُّ‌ كَأَنَّ‍‍هَا‌ ج‍‍َ‍انٌّ‌ ‌وَلَّى‌ مُ‍‍دْبِ‍‍ر‌ا‌ ً‌ ‌وَلَمْ يُعَ‍‍قِّ‍‍بْ ۚ يَا‌ مُوسَى‌ لاَ‌ تَ‍‍خَ‍‍فْ ‌إِنِّ‍‍ي لاَ‌ يَ‍‍خَ‍‍افُ لَدَيَّ ‌الْمُرْسَلُونَ
'Illā Man Žalama Thumma Baddala Ĥusnāan Ba`da Sū'in Fa'innī Ghafūrun Raĥīmun 027-011 Tetapi, barangsiapa melakukan perbuatan terlarang lalu mengubah kesalahannya dengan berbuat baik, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Mahabesar rahmat-Nya. إِلاَّ‌ مَ‍‌‍نْ ظَ‍‍لَمَ ثُ‍‍مَّ بَدَّلَ حُسْنا‌ ً‌ بَعْدَ‌ س‍‍ُ‍و‌ء‌‌ٍ‌ فَإِنِّ‍‍ي غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
Wa 'Adkhil Yadaka Fī Jaybika Takhruj Bayđā'a Min Ghayri Sū'in ۖ Fī Tis`i 'Āyātin 'Ilá Fir`awna Wa Qawmihi~ ۚ 'Innahum Kānū Qawmāan Fāsiqīna 027-012 Masukkan tanganmu ke dalam saku bajumu, maka tanganmu itu akan memancarkan cahaya putih kemilau tanpa cacat." Itulah salah satu dari sembilan mukjizat(1) yang diberikan pada Mûsâ yang diutus oleh Allah kepada Fir'aun dan kaumnya, suatu kaum yang telah melanggar perintah dan mendurhakai Allah. (1) Kesembilan mukjizat itu adalah: terbelahnya lautan yang diikuti oleh badai, belalang, serangga, katak, darah, kekeringan, tongkat dan tangan yang memancarkan cahaya putih. وَ‌أَ‌دْ‍‍خِ‍‍لْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَ‍‍خْ‍‍رُجْ بَيْ‍‍ضَ‍‍ا‌ءَ‌ مِ‍‌‍نْ غَ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ س‍‍ُ‍و‌ء‌‌ٍۖ فِي تِسْعِ ‌آي‍‍َ‍ات‌‍ٍ‌ ‌إِلَى‌ فِ‍‍رْعَ‍‍وْنَ ‌وَ‍قَ‍‍وْمِهِ ۚ ‌إِنَّ‍‍هُمْ كَانُو‌اقَ‍‍وْما‌‌ ً‌ فَاسِ‍‍قِ‍‍ينَ
Falammā Jā'at/hum 'Āyātunā Mubşiratan Qālū Hādhā Siĥrun Mubīnun 027-013 Pada saat mukjizat itu datang secara jelas dan terang, mereka mengatakan, "Ini adalah sihir yang nyata." فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَتْهُمْ ‌آيَاتُنَا‌ مُ‍‍بْ‍‍‍‍صِ‍رَة‌ ًقَ‍‍الُو‌ا‌ هَذَ‌ا‌ سِحْر‌ٌ‌ مُبِينٌ
Wa Jaĥadū Bihā Wa Astayqanat/hā 'Anfusuhum Žulmāan Wa `Ulūwāan ۚnžur Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mufsidīna 027-014 Mereka mendustakan dan mengingkari mukjizat yang membuktikan kebenaran misi kerasulan Mûsâ, padahal hati mereka merasa yakin akan kebenaran itu. Tapi mereka tidak mau tunduk lantaran sikap tinggi hati mereka dalam kebatilan dan sikap mereka yang tiran. Maka perhatikanlah, Muhammad, nasib orang-orang yang suka membuat kerusakan hingga sampai hati mengingkari mukjizat yang sangat jelas itu. وَجَحَدُ‌و‌ا‌ بِهَا‌ ‌وَ‌اسْتَيْ‍‍قَ‍‍نَتْهَ‍‍ا‌ ‌أَ‌نْ‍‍فُسُهُمْ ظُ‍‍لْما‌ ً‌ ‌وَعُلُوّ‌ا‌‌ ًۚ فَا‌ن‍‍ظُ‍‍رْ‌ كَ‍‍يْ‍‍فَ ك‍‍َ‍انَ عَاقِ‍‍بَةُ ‌الْمُفْسِدِينَ
Wa Laqad 'Ātaynā Dāwūda Wa Sulaymāna `Ilmāan ۖ Wa Qālā Al-Ĥamdu Lillāh Al-Ladhī Fađđalanā `Alá Kathīrin Min `Ibādihi Al-Mu'uminīna 027-015 Itulah kisah tirani Fir'aun karena merasa dirinya seorang raja. Kini lihatlah penguasa yang adil, yang memadukan antara kenabian dan kekuasaan, pada diri Dâwûd dan putranya, Sulaymân, 'alayhimâ al-salâm. Kami telah mengajarkan kepada mereka ilmu yang luas menyangkut pengetahuan agama dan pengetahuan tentang hukum. Mereka berdua menegakkan keadilan, memuji Allah yang telah memberikan karunia kepada mereka sebagai kelebihan mereka atas hamba-hamba lain yang jujur dan tunduk pada kebenaran. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌آتَيْنَا‌ ‌دَ‌ا‌و‍ُ‍‌و‌دَ‌ ‌وَسُلَيْم‍‍َ‍انَ عِلْما‌ ًۖ ‌وَ‍قَ‍‍الاَ‌ ‌الْحَمْدُ‌ لِلَّهِ ‌الَّذِي فَ‍‍ضَّ‍‍لَنَا‌ عَلَى‌ كَث‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٍ‌ مِ‍‌‍نْ عِبَا‌دِهِ ‌الْمُؤْمِنِينَ
Wa Waritha Sulaymānu Dāwūda ۖ Wa Qāla Yā 'Ayyuhā An-Nāsu `Ullimnā Manţiqa Aţ-Ţayri Wa 'Ūtīnā Min Kulli Shay'in ۖ 'Inna Hādhā Lahuwa Al-Fađlu Al-Mubīnu 027-016 Alkisah, tampuk kerajaan dan kekuasaan berpindah dari Nabi Dâwûd a. s. kepada putranya, Sulaymân. Sulaymân berkata, "Wahai manusia, kami diajari bahasa burung, kami mendapatkan banyak karunia yang akan kita butuhkan dalam menjalankan pemerintahan. Sungguh nikmat-nikmat itu adalah karunia yang khusus diberikan oleh Allah kepada kami. "(1). (1) Sulaymân adalah putra Dâwûd, raja dan nabi seperti ayahandanya, hidup sekitar tahun 974–937 S. M. Ia memperoleh mukjizat yang sangat unik seperti, antara lain, memahami bahasa burung. Hal itu lebih dapat dimengerti melalui penelitian belakangan ini bahwa masing-masing jenis burung memiliki bahasa khusus untuk saling berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara atau isyarat. وَ‌وَ‌رِثَ سُلَيْم‍‍َ‍انُ ‌دَ‌ا‌و‍ُ‍‌و‌دَ‌ ۖ ‌وَ‍قَ‍‍الَ ي‍‍َ‍ا‌أَيُّهَا‌ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسُ عُلِّمْنَا‌ مَ‍‌‍ن‍‍طِ‍‍قَ ‌ال‍‍طَّ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَ‌أ‍ُ‍‌وتِينَا‌ مِ‍‌‍نْ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍ‌ ‌إِنَّ ۖ هَذَ‌ا‌ لَهُوَ‌ ‌الْفَ‍‍ضْ‍‍لُ ‌الْمُبِينُ
Wa Ĥushira Lisulaymāna Junūduhu Mina Al-Jinni Wa Al-'Insi Wa Aţ-Ţayri Fahum Yūza`ūna 027-017 Sulaymân menghimpun balatentara yang terdiri atas jin, manusia dan burung, pada suatu tempat hingga menjadi satu pasukan yang teratur, di bawah satu komando. وَحُشِ‍‍ر‍َ‍‌ لِسُلَيْم‍‍َ‍انَ جُنُو‌دُهُ مِنَ ‌الْجِ‍‍نِّ ‌وَ‌الإِ‌نْ‍‍سِ ‌وَ‌ال‍‍طَّ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ فَهُمْ يُو‌زَعُونَ
Ĥattá 'Idhā 'Ataw `Alá Wādī An-Namli Qālat Namlatun Yā 'Ayyuhā An-Namlu Adkhulū Masākinakum Lā Yaĥţimannakum Sulaymānu Wa Junūduhu Wa Hum Lā Yash`urūna 027-018 Hingga, katika Sulaymân dan balatentaranya tiba di lembah semut, salah seekor semut itu berkata, "Wahai semut-semut sekalian, masuklah ke tempat persembunyian kalian, agar tidak binasa oleh Sulaymân dan balatentaranya karena mereka tidak merasakan keberadaan kalian!"(1). (1) Dari ayat ini dapat dipahami bahwa semut adalah jenis hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Di antara hal-hal unik yang merupakan keistimewaan hewan jenis ini, antara lain, adalah ketajaman indera dan sikapnya yang sangat berhati-hati. Pada masyarakat semut dikenal etos kerja dan disiplin hidup berkelompok yang tinggi. Semut juga mempunyai tingkat kecerdasan dan kekuatan ingatan yang cukup tinggi, gemar bekerja keras dengan tingkat kesabaran yang tinggi pula, di samping merupakan hewan yang sangat cerdik dalam bekerja. Hal ini terbukti bahwa masyarakat semut merupakan satu-satunya jenis binatang yang berpikir untuk menguburkan anggotanya yang mati, persis seperti manusia. Kelompok-kelompok semut sangat mementingkan untuk dapat saling bertemu di satu tempat dan dari waktu ke waktu. Untuk keperluan itu, mereka menentukan hari-hari tertentu yang sengaja dikhususkan untuk mengadakan pasar bersama, sebagai kesempatan untuk saling mengenal dan tukar menukar bahan makanan. Kelompok-kelompok semut itu, pada saat bertemu, saling bertukar omongan dengan penuh perhatian dan saling bertanya tentang keadaan masing-masing. Di antara fenomena sosial lainnya dari kehidupan masyarakat semut, adalah bahwa mereka seringkali mengadakan semacam "proyek gabungan" untuk membangun, seperti membangun jalan yang panjang, misalnya, dengan penuh keuletan yang mengundang rasa kagum. "Proyek" semacam itu tidak hanya mereka lakukan pada siang hari, tetapi juga dilanjutkan pada malam-malam bulan purnama. Sedangkan pada malam-malam lainnya yang tak bercahaya rembulan, masyarakat semut tetap berada di sarangnya. Dalam hal mengumpulkan, mengangkut dan menyimpan bahan makanan, semut memiliki cara yang amat unik. Jika seekor semut tidak kuat untuk mengangkat bawaannya dengan mulut seperti kebiasannya karena terlalu berat, dia akan menggerakkan barang bawaan itu dengan kaki belakang dan mengangkatnya dengan lengan. Di antara kebiasaan lainnya yang unik bagi semut, apabila hendak menyimpan makanan berupa biji-bijian, dia akan memecahkan atau melobangi biji agar tidak dapat melembaga. Semut-semut akan memecahkan terlebih dahulu biji yang berukuran besar, agar gampang diangangkut dan dimasukkan dalam gudang penyimpanan. Dan jika stok makanan mereka basah oleh hujan, semut-semut itu membawanya keluar agar mengering. حَتَّ‍‍ى‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌أَتَوْ‌ا‌ عَلَى‌ ‌وَ‌ا‌دِي ‌ال‍‍نَّ‍‍مْلِ قَ‍‍الَتْ نَمْلَةٌ‌ ي‍‍َ‍ا‌أَيُّهَا‌ ‌ال‍‍نَّ‍‍مْلُ ‌ا‌دْ‍‍خُ‍‍لُو‌ا‌ مَسَاكِنَكُمْ لاَ‌ يَحْ‍‍طِ‍‍مَ‍‍نَّ‍‍كُمْ سُلَيْم‍‍َ‍انُ ‌وَجُنُو‌دُهُ ‌وَهُمْ لاَ‌ يَشْعُرُ‌ونَ
Fatabassama Đāĥikāan Min Qawlihā Wa Qāla Rabbi 'Awzi`nī 'An 'Ashkura Ni`mataka Allatī 'An`amta `Alayya Wa `Alá Wa A-Dayya Wa 'An 'A`mala Şāliĥāan Tarđāhu Wa 'Adkhilnī Biraĥmatika Fī `Ibādika Aş-Şāliĥīna 027-019 Sulaymân tersenyum lepas mendengar perkataan semut yang sangat memperhatikan kemaslahatan dirinya. Sulaymân yang menyadari karunia Allah pada dirinya berkata, "Ya Tuhanku, berikan aku ilham agar dapat mensyukuri nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan kepada orangtuaku. Restuilah diriku untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan yang Engkau ridai. Masukkanlah aku--dengan kasih sayang-Mu yang amat luas--ke dalam golongan manusia yang perbuatannya Engkau ridai." فَتَبَسَّمَ ضَ‍‍احِكا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍وْلِهَا‌ ‌وَ‍قَ‍‍الَ ‌‍رَبِّ ‌أَ‌وْ‌زِعْنِ‍‍ي ‌أَ‌نْ ‌أَشْكُ‍رَ‌ نِعْمَتَكَ ‌الَّتِ‍‍ي ‌أَ‌نْ‍‍عَمْتَ عَلَيَّ ‌وَعَلَى‌ ‌وَ‌الِدَيَّ ‌وَ‌أَ‌نْ ‌أَعْمَلَ صَ‍‍الِحا‌‌ ً‌ تَرْ‍ضَ‍‍اهُ ‌وَ‌أَ‌دْ‍‍خِ‍‍لْنِي بِ‍رَحْمَتِكَ فِي عِبَا‌دِكَ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِحِينَ
Wa Tafaqqada Aţ-Ţayra Faqāla Mā Lī Lā 'Ará Al-Hud/huda 'Am Kāna Mina Al-Ghā'ibīna 027-020 Ketika tengah memeriksa balatentara dari bangsa burung, Sulaymân a. s. tidak mendapatkan burung Hudhud. Sulaymân heran lantas berkata, "Mengapa aku tidak melihat Hudhud? Apakah dia ada di tengah- tengah pasukan tapi aku tidak melihatnya, ataukah dia benar-benar tidak ada? وَتَفَ‍‍قَّ‍‍دَ‌ ‌ال‍‍طَّ‍‍يْ‍رَ‌ فَ‍‍قَ‍‍الَ مَا‌ لِي لاَ‌ ‌أَ‌‍رَ‌ى‌ ‌الْهُ‍‍دْهُدَ‌ ‌أَمْ ك‍‍َ‍انَ مِنَ ‌الْ‍‍غَ‍‍ائِبِينَ
La'u`adhdhibannahu `Adhābāan Shadīdāan 'Aw La'adhbaĥannahu~ 'Aw Laya'tiyanī Bisulţānin Mubīnin 027-021 Demi Allah, aku akan memberikan hukuman berat agar dia jera. Atau aku akan menyembelihnya jika dia melakukan kesalahan besar. Kecuali jika ia punya alasan kuat yang menjelaskan ketidakhadirannya di hadapanku." لَأُعَذِّبَ‍‍نَّ‍‍هُ عَذَ‌ابا‌‌ ً‌ شَدِيد‌اً‌ ‌أَ‌وْ‌ لَأَ‌ذْبَحَ‍‍نَّ‍‍هُ~ُ ‌أَ‌وْ‌ لَيَأْتِيَنِي بِسُلْ‍‍طَ‍‍انٍ‌ مُبِينٍ
Famakatha Ghayra Ba`īdin Faqāla 'Aĥaţtu Bimā Lam Tuĥiţ Bihi Wa Ji'tuka Min Saba'iin Binaba'iin Yaqīnin 027-022 Saat itu Hudhud berada di suatu tempat yang tidak terlalu jauh. Beberapa saat kemudian burung itu mendatangi Sulaymân dan berkata, "Aku datang dari negeri Saba' membawa berita yang belum kau ketahui dan tidak perlu kau sangsikan kebenarannya. "(1). (1) Ayat ini dan dua ayat berikutnya adalah ayat-ayat yang secara khusus mengisahkan kerajaan Saba', salah satu kerajaan di kawasan Yaman di Arab Selatan, yang semenjak dahulu kala dikenal dengan sebutan "Negeri Arab Bahagia" (Al-'Arabiyyah al-Sa'îdah), sebuah sebutan yang menunjukkan betapa negeri itu merupakan negeri yang maju dan kaya. Yaman, seperti diketahui, telah memiliki peradaban sangat tinggi sejak tahun 2000 S. M. dengan perekonomiannya yang bersandar pada sistem agraria yang maju. Hal itu dimungkinkan oleh kesuburan tanah dan iklim yang stabil. Selain pertanian, peradaban Yaman juga ditunjang oleh perdagangan. Hal ini juga dimungkinkan karena letaknya yang strategis, yaitu sebagai penghubung daratan India, Etiopia (Habasyah), Somalia, Suriah (Syam) dan Iraq. Singkatnya, beberapa peninggalan mereka berupa bendungan besar yang dibangun untuk keperluan irigasi, dan yang paling populer di antaranya adalah bendungan Ma'rib (lihat Sayl al-'Arim, surat Saba': 16), bekas-bekas kota yang berbenteng, istana dan candi-candi masih bisa disaksikan sampai sekarang. Semua itu menunjukkan kemajuan sosial dan kekayaan negeri itu. Relief-relief yang sempat diabadikan oleh para penguasa mereka, di antaranya berupa undang-undang yang mengatur soal pemilikan harta tetap, merupakan alasan cukup kuat untuk menunjukkan kemajuan peradaban mereka. Puncak kejayaan kerajaan Saba' terjadi sezaman dengan masa Nabi Sulaymân a. s, sekitar tahun 10 S. M. Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem kerajaan, sistem pemerintahan turun temurun. Semasa Sulaymân itu, yang menjadi penguasa Saba' adalah seorang wanita. Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai nama sang ratu itu. Orang-orang Arab menyebutnya Balqîs. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Balqîs dibantu oleh sebuah badan yang fungsinya kira-kira sama dengan Majelis Permusyawaratan saat ini (perhatikan ayat 28–33 surat ini). Sampai saat ini belum ada catatan sejarah yang mengatakan bahwa Saba' merupakan negara ekspansif, lebih dari negara perdagangan dan kafilah. Hanya sedikit saja peninggalan-peninggalan sejarah yang menyebut-nyebut soal ekspansi dan peperangan. Tugas dan fungsi tentara negeri itu terbatas hanya pada penjagaan benteng dan pengawalan kafilah-kafilah dagang. Rakyat negeri Saba' dikenal sebagai kaum paganis, sebagaimana dituturkan ayat ke-24 dari surat ini. Matahari dan bintang merupakan tuhan utama mereka, dan mereka mempersembahkan sajian dan dupa untuk tuhan-tuhan itu. فَمَكَثَ غَ‍‍يْ‍رَ‌ بَع‍‍ِ‍ي‍‍د‌‌ٍ‌ فَ‍‍قَ‍‍الَ ‌أَحَ‍‍ط‍‍تُ بِمَا‌ لَمْ تُحِ‍‍ط‍ْ بِ‍‍هِ ‌وَجِئْتُكَ مِ‍‌‍نْ سَبَإ‌ٍ‌ بِنَبَإ‌ٍ‌ يَ‍‍قِ‍‍ينٍ
'Innī Wa Jadttu Amra'atan Tamlikuhum Wa 'Ūtiyat Min Kulli Shay'in Wa Lahā `Arshun `Ažīmun 027-023 Aku mendapati seorang wanita, dengan segala fasilitas keduniaan yang dimilikinya, memerintah dan menjadi rajanya. Ia juga mempunyai singgasana megah yang menunjukkan kebesaran tahta dan kekuasannya. إِنِّ‍‍ي ‌وَجَ‍‍دتُّ ‌امْ‍رَ‌أَة‌ ً‌ تَمْلِكُهُمْ ‌وَ‌أ‍ُ‍‌وتِيَتْ مِ‍‌‍نْ كُلِّ شَ‍‍يْء‌ٍ‌ ‌وَلَهَا‌ عَرْشٌ عَ‍‍ظِ‍‍يمٌ
Wa Jadtuhā Wa Qawmahā Yasjudūna Lilshshamsi Min Dūni Allāhi Wa Zayyana Lahumu Ash-Shayţānu 'A`mālahum Faşaddahum `Ani As-Sabīli Fahum Lā Yahtadūna 027-024 Aku mendapati ratu dan rakyat negeri itu menyembah matahari, bukan menyembah Allah. Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan buruk dan menyangkanya sebagai suatu kebaikan. Dengan demikian mereka tergelincir dari jalan kebenaran dan tidak mendapatkan petunjuk. وَجَ‍‍دْتُهَا‌ ‌وَ‍قَ‍‍وْمَهَا‌ يَسْجُد‍ُ‍‌ونَ لِلشَّمْسِ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَ‌زَيَّنَ لَهُمُ ‌ال‍‍شَّيْ‍‍طَ‍‍انُ ‌أَعْمَالَهُمْ فَ‍‍صَ‍‍دَّهُمْ عَنِ ‌ال‍‍سَّب‍‍ِ‍ي‍‍لِ فَهُمْ لاَ‌ يَهْتَدُ‌ونَ
'Allā Yasjudū Lillāh Al-Ladhī Yukhriju Al-Khab'a Fī As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Ya`lamu Mā Tukhfūna Wa Mā Tu`linūna 027-025 Sehingga, mereka tidak menyembah Allah, padahal Dialah yang menampakkan segala apa saja yang tersembunyi, baik di langit maupun di bumi. Dia Maha Mengetahui apa yang kalian tampakkan dan yang kalian rahasiakan. أَلاَّ‌ يَسْجُدُ‌و‌الِلَّهِ ‌الَّذِي يُ‍‍خْ‍‍رِجُ ‌الْ‍‍خَ‍‍بْ‍‍ءَ‌ فِي ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَيَعْلَمُ مَا‌ تُ‍‍خْ‍‍ف‍‍ُ‍ونَ ‌وَمَا‌ تُعْلِنُونَ
Al-Lahu Lā 'Ilāha 'Illā Huwa Rabbu Al-`Arshi Al-`Ažīmi 027-026 Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dialah Pemilik kekuasaan mutlak atas segala yang ada di alam ini. اللَّهُ لاَ‌ ‌إِلَهَ ‌إِلاَّ‌ هُوَ‌ ‌‍رَبُّ ‌الْعَرْشِ ‌الْعَ‍‍ظِ‍‍يمِ
Qāla Sananžuru 'Aşadaqta 'Am Kunta Mina Al-Kādhibīna 027-027 Sulaymân berkata kepada Hudhud, "Aku akan memeriksa kebenaran berita ini, apakah kamu benar atau bohong." قَ‍‍الَ سَنَ‍‌‍ن‍‍ظُ‍‍رُ‌ ‌أَ‍صَ‍‍دَ‍قْ‍‍تَ ‌أَمْ كُ‍‌‍ن‍‍تَ مِنَ ‌الْكَا‌ذِبِينَ
Adh/hab Bikitābī Hādhā Fa'alqih 'Ilayhim Thumma Tawalla `Anhumnžur Mādhā Yarji`ūna 027-028 "Bawalah surat ini dan sampaikan kepada Balqîs dan rakyatnya. Sesudah itu tinggalkan dan awasi mereka dari dekat, agar kamu tahu apa yang akan mereka perbincangkan." ا‌ذْهَ‍‍ب بِكِتَابِي هَذَ‌ا‌ فَأَلْ‍‍قِ‍‍ه ‌إِلَيْهِمْ ثُ‍‍مَّ تَوَلَّ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ فَا‌ن‍‍ظُ‍‍رْ‌ مَا‌ذَ‌ا‌ يَرْجِعُونَ
Qālat Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Innī 'Ulqiya 'Ilayya Kitābun Karīmun 027-029 Ketika surat itu sampai ke pangkuan sang ratu, Balqîs segera mengumpulkan pemuka-pemuka kaum dan para penasihatnya, lalu berkata, "Aku baru saja menerima surat penting." قَ‍‍الَتْ يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌المَلَأُ‌ ‌إِنِّ‍‍ي ‌أُلْ‍‍قِ‍‍يَ ‌إِلَيَّ كِت‍‍َ‍اب‌‍ٌ‌ كَ‍‍رِيمٌ
'Innahu Min Sulaymāna Wa 'Innahu Bismi Allāhi Ar-Raĥmāni Ar-Raĥīmi 027-030 Balqîs membacakan surat itu yang berbunyi: "Dari Sulaymân. Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm' (Dengan Nama Allah Pemilik Kebesaran dan Karunia, yang selalu mencurahkan kasih sayang-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya). إِنَّ‍‍هُ مِ‍‌‍نْ سُلَيْم‍‍َ‍انَ ‌وَ‌إِنَّ‍‍هُ بِسْمِ ‌اللَّ‍‍هِ ‌ال‍رَّحْمَنِ ‌ال‍رَّحِيمِ
'Allā Ta`lū `Alayya Wa 'Tūnī Muslimīna 027-031 Jangan kalian menyombongkan diri di hadapanku. Datanglah kepadaku sebagai orang yang tunduk dan menyerah." أَلاَّ‌ تَعْلُو‌ا‌ عَلَيَّ ‌وَ‌أْتُونِي مُسْلِمِينَ
Qālat Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Aftūnī Fī 'Amrī Mā Kuntu Qāţi`atan 'Aman Ĥattá Tash/hadūni 027-032 Balqîs berkata kepada para anggota Dewan Penasihatnya, "Apa pendapat kalian tentang persoalan penting yang diajukan kepadaku ini? Aku tidak akan mengambil keputusan tanpa persetujuan kalian." قَ‍‍الَتْ ي‍‍َ‍ا‌أَيُّهَا‌ ‌المَلَأُ‌ ‌أَفْتُونِي فِ‍‍ي ‌أَمْ‍‍رِي مَا‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُ قَ‍‍اطِ‍‍عَةً ‌أَمْر‌اً‌ حَتَّى‌ تَشْهَدُ‌ونِ
Qālū Naĥnu 'Ūlū Qūwatin Wa 'Ūlū Ba'sin Shadīdin Wa Al-'Amru 'Ilayki Fānžurī Mādhā Ta'murīna 027-033 Mereka dengan tenang menjawab, "Kita adalah bangsa yang kuat, penolong dan pemberani. Kita tidak takut berperang. Keputusan ada di tangan Tuan Putri, Kami akan patuh." قَ‍‍الُو‌ا‌ نَحْنُ ‌أ‍ُ‍‌وْلُو‌اقُ‍‍وَّةٍ‌ ‌وَ‌أ‍ُ‍‌ولُو‌ا‌ بَأْس‌‍ٍ‌ شَد‍ِ‍ي‍‍د‌ٍ‌ ‌وَ‌الأَمْرُ‌ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كِ فَا‌ن‍‍ظُ‍‍رِي مَا‌ذَ‌ا‌ تَأْمُ‍‍رِينَ
Qālat 'Inna Al-Mulūka 'Idhā Dakhalū Qaryatan 'Afsadūhā Wa Ja`alū 'A`izzata 'Ahlihā 'Adhillatan ۖ Wa Kadhalika Yaf`alūna 027-034 Dengan nada pasrah dan menunda keputusan, Balqîs berkata, "Kebiasaan raja-raja, jika memasuki suatu negeri bersama pasukan tentaranya, selalu saja membuat kerusakan. Mereka, biasanya, menghancurkan bangunan, membinasakan tanaman piaraan dan hewan ternak. Kebiasaan mereka memang begitu." قَ‍‍الَتْ ‌إِنَّ ‌الْمُل‍‍ُ‍وكَ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌دَ‍خَ‍‍لُو‌اقَ‍‍رْيَةً ‌أَفْسَدُ‌وهَا‌ ‌وَجَعَلُ‍‍و‌ا‌ ‌أَعِزَّةَ ‌أَهْلِهَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ذِلَّة ًۖ ‌وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ
Wa 'Innī Mursilatun 'Ilayhim Bihadīyatin Fanāžiratun Bima Yarji`u Al-Mursalūna 027-035 "Oleh karena itu," kata Balqîs melanjutkan, "aku memutuskan akan mengirim hadiah untuk Sulaymân dan rakyatnya, demi menjaga perdamaian dan keselamatan. Akan aku tunggu, apakah mereka akan menerima atau menolaknya." وَ‌إِنِّ‍‍ي مُرْسِلَة‌‍ٌ‌ ‌إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّة‌‍ٍ‌ فَنَاظِ‍رَة‌‍ٌ‌ بِمَ يَرْجِعُ ‌الْمُرْسَلُونَ
Falammā Jā'a Sulaymāna Qāla 'Atumiddūnani Bimālin Famā 'Ātāniya Allāhu Khayrun Mimmā 'Ātākum Bal 'Antum Bihadīyatikum Tafraĥūna 027-036 Utusan Ratu Balqîs pun kemudian sampai kepada Sulaymân a. s. dengan membawa hadiah. Dengan merasakan betapa besar karunia Allah yang diberikan kepadanya, Sulaymân berkata kepada utusan itu, "Untuk apa kalian membawa harta untukku? Nikmat kenabian dan kerajaan serta nikmat-nikmat lainnya yang Allah karuniakan kepadaku jauh lebih besar dari apa yang diberikan kepada kalian. Tapi kalian malah merasa bangga dengan hadiah itu dan banyaknya harta yang kalian miliki. Kalian tidak seperti aku. Kalian hanya tahu urusan keduniaan saja." فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَ‌ سُلَيْم‍‍َ‍انَ قَ‍‍الَ ‌أَتُمِدُّ‌ونَنِ بِم‍‍َ‍ال‌‍ٍ‌ فَمَ‍‍ا‌ ‌آتَانِيَ ‌اللَّ‍‍هُ خَ‍‍يْ‍‍ر‌ٌ‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌آتَاكُمْ بَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْ‍رَحُونَ
Arji` 'Ilayhim Falana'tiyannahum BijunūdinQibala Lahum Bihā Wa Lanukhrijannahum Minhā 'Adhillatan Wa Hum Şāghirūna 027-037 "Kembalilah kepada kaummu," kata Sulaymân kepada mereka melanjutkan. "Demi Allah, kami akan mendatangi kalian dengan pasukan tentara yang tak seorang pun dapat menghadapinya. Kami akan mengusir kalian dari bumi Saba' dalam keadaan hina dan secara tidak terhormat." ا‌رْجِعْ ‌إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَ‍‍نَّ‍‍هُمْ بِجُن‍‍ُ‍و‌د‌ٍ‌ لاَ‌ قِ‍‍بَلَ لَهُمْ بِهَا‌ ‌وَلَنُ‍‍خْ‍‍رِجَ‍‍نَّ‍‍هُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍هَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ذِلَّة ً‌ ‌وَهُمْ صَ‍‍اغِ‍‍رُ‌ونَ
Qāla Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Ayyukum Ya'tīnī Bi`arshihā Qabla 'An Ya'tūnī Muslimīna 027-038 Sulaymân segera meminta bantuan kepada jin dan manusia yang telah ditundukkan oleh Allah demi kepentingannya untuk melakukan sesuatu yang bisa mengejutkan Ratu Balqîs. Sulaymân berkata, "Siapakah di antara kalian yang sanggup mendatangkan singgasana Balqîs yang megah itu sebelum mereka datang kepadaku dalam keadaan tunduk dan berserah diri?" قَ‍‍الَ ي‍‍َ‍ا‌أَيُّهَا‌ ‌المَلَأُ‌ ‌أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا‌ قَ‍‍بْ‍‍لَ ‌أَ‌نْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
Qāla `Ifrytun Mina Al-Jinni 'Anā 'Ātīka Bihi Qabla 'An Taqūma Min Maqāmika ۖ Wa 'Innī `Alayhi Laqawīyun 'Amīnun 027-039 'Ifrît, salah satu jin, berkata, "Aku akan segera mendatangkan singgasana itu sekarang, saat Paduka masih duduk di atas kursi, sebelum Paduka sempat berdiri. Aku benar-benar sanggup melakukannya dan aku jujur dalam perkataan dan perbuatanku ini." قَ‍‍الَ عِفْريتٌ‌ مِنَ ‌الْجِ‍‍نِّ ‌أَنَ‍‍ا‌ ‌آت‍‍ِ‍ي‍‍كَ بِ‍‍هِ قَ‍‍بْ‍‍لَ ‌أَ‌نْ تَ‍‍قُ‍‍ومَ مِ‍‌‍نْ مَ‍‍قَ‍‍امِكَ ۖ ‌وَ‌إِنِّ‍‍ي عَلَ‍‍يْ‍‍هِ لَ‍‍قَ‍‍وِيٌّ ‌أَمِينٌ
Qāla Al-Ladhī `Indahu `Ilmun Mina Al-Kitābi 'Anā 'Ātīka Bihi Qabla 'An Yartadda 'Ilayka Ţarfuka ۚ Falammā Ra'āhu Mustaqiran `Indahu Qāla Hādhā Min Fađli Rabbī Liyabluwanī 'A'ashkuru 'Am 'Akfuru ۖ Wa Man Shakara Fa'innamā Yashkuru Linafsihi ۖ Wa Man Kafara Fa'inna Rabbī Ghanīyun Karīmun 027-040 Seorang manusia yang diberi kekuatan spiritual dan ilmu dari kitab berkata, "Aku akan mendatangkan singgasana itu lebih cepat lagi: sebelum Paduka mengedipkan mata." Benar, orang itu langsung melakukan apa yang dikatakannya. Ketika Sulaymân menyaksikan istana megah berdiri tegak di hadapannya, ia berkata, "Ini, sungguh, sebagian nikmat Allah yang telah menciptakanku, memberikan pertolongan kepadaku dengan karunia-Nya, untuk mengujiku apakah aku mau mensyukuri nikmat-nikmat itu atau tidak. Barangsiapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah terlepas dari beban kewajiban. Dan barangsiapa tidak mau mensyukuri nikmat, maka sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan syukur. Tuhanku Maha Pemurah dengan nikmat-nikmat-Nya." قَ‍‍الَ ‌الَّذِي عِ‍‌‍نْ‍‍دَهُ عِلْمٌ‌ مِنَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ ‌أَنَ‍‍ا‌ ‌آت‍‍ِ‍ي‍‍كَ بِ‍‍هِ قَ‍‍بْ‍‍لَ ‌أَ‌نْ يَرْتَدَّ‌ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ طَ‍‍رْفُكَ ۚ فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌‍رَ‌آهُ مُسْتَ‍‍قِ‍‍ر‍ّ‍‌اً‌ عِ‍‌‍نْ‍‍دَهُ قَ‍‍الَ هَذَ‌ا‌ مِ‍‌‍نْ فَ‍‍ضْ‍‍لِ ‌‍رَبِّي لِيَ‍‍بْ‍‍لُوَنِ‍‍ي ‌أَ‌أَشْكُرُ‌ ‌أَمْ ‌أَكْفُرُ‌ ۖ ‌وَمَ‍‌‍نْ شَكَ‍رَ‌ فَإِنَّ‍‍مَا‌ يَشْكُرُ‌ لِنَفْسِ‍‍هِ ۖ ‌وَمَ‍‌‍نْ كَفَ‍رَ‌ فَإِنَّ ‌‍رَبِّي غَ‍‍نِيّ‌‍ٌ‌ كَ‍‍رِيمٌ
Qāla Nakkirū Lahā `Arshahā Nanžur 'Atahtadī 'Am Takūnu Mina Al-Ladhīna Lā Yahtadūna 027-041 Sulaymân berkata kepada para pembantunya, "Tutupilah singgasana Balqîs itu dengan sedikit mengubah ornamen luarnya. Akan kita lihat nanti apakah ia mengenali singgasananya atau tidak." قَ‍‍الَ نَكِّرُ‌و‌ا‌ لَهَا‌ عَرْشَهَا‌ نَ‍‌‍ن‍‍ظُ‍‍رْ‌ ‌أَتَهْتَدِي ‌أَمْ تَك‍‍ُ‍ونُ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ لاَ‌ يَهْتَدُ‌ونَ
Falammā Jā'at Qīla 'Ahakadhā `Arshuki ۖ Qālat Ka'annahu Huwa ۚ Wa 'Ūtīnā Al-`Ilma Min Qablihā Wa Kunnā Muslimīna 027-042 Ketika Balqîs tiba, ia segera mengarahkan pandangan ke arah singgasana yang mirip singgasananya. Ia pun ditanya, "Seperti inikah singgasanamu?" Kemiripan singgasana yang luar biasa itu membuatnya berkata, "Sepertinya ya." Sulaymân bersama pengikutnya lalu berkata, "Kami telah diberi ilmu oleh Allah, dengan kekuasan-Nya dan dengan kebenaran yang datang dari sisi-Nya. Dan kami adalah kaum yang tunduk pada Allah dan ikhlas beribadah hanya kepada-Nya." فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَتْ قِ‍‍ي‍‍لَ ‌أَهَكَذَ‌ا‌ عَرْشُكِ ۖ قَ‍‍الَتْ كَأَنَّ‍‍هُ هُوَ‌ ۚ ‌وَ‌أ‍ُ‍‌وتِينَا‌ ‌الْعِلْمَ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِهَا‌ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ مُسْلِمِينَ
Wa Şaddahā Mā Kānat Ta`budu Min Dūni Allāhi ۖ 'Innahā Kānat Min Qawmin Kāfirīna 027-043 Balqîs telah dipalingkan oleh tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, seperti matahari dan sejenisnya, dari menyembah Allah. Ia adalah termasuk orang-orang kafir. وَ‍صَ‍‍دَّهَا‌ مَا‌ كَانَتْ تَعْبُدُ‌ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ ۖ ‌إِنَّ‍‍هَا‌ كَانَتْ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍وْم‌‍ٍ‌ كَافِ‍‍رِينَ
Qīla Lahā Adkhulī Aş-Şarĥa ۖ Falammā Ra'at/hu Ĥasibat/hu Lujjatan Wa Kashafat `Anqayhā ۚ Qāla 'Innahu Şarĥun Mumarradun Min Qawārīra ۗ Qālat Rabbi 'Innī Žalamtu Nafsī Wa 'Aslamtu Ma`a Sulaymāna Lillāh Rabbi Al-`Ālamīna 027-044 Balqîs kemudian dipersilakan memaski istana Sulaymân. "Silakan masuk," kata salah seorang pembantu Sulaymân kepadanya. Lantai istana itu terbuat dari kaca dengan kolam berisikan ikan yang berenang- renang di bawahnya. Balqîs pun mengangkat kain yang menutupi kedua betisnya, karena menyangka bahwa yang akan dilewatinya itu adalah air. Sulaymân mengingatkannya bahwa apa yang dikira air itu tidak lain adalah kemilau lantai yang terbuat dari kaca. Balqîs terkesima oleh pemandangan di depan matanya itu. Seketika ia menyadari bahwa kerajaannya tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kerajaan Sulaymân, sang nabi. Balqîs berkata, "Ya Tuhan, sungguh aku telah menganiaya diriku dengan sikap membanggakan kekuasaan dan durhaka. Kini aku tunduk pada Sulaymân, aku beriman kepada Allah Yang Mahatinggi, Sang Pencipta, Pemelihara dan Penguasa alam semesta." قِ‍‍ي‍‍لَ لَهَا‌ ‌ا‌دْ‍‍خُ‍‍لِي ‌ال‍‍صَّ‍‍رْحَ ۖ فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌‍رَ‌أَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّة ً‌ ‌وَكَشَفَتْ عَ‍‌‍نْ سَاقَ‍‍يْهَا‌ ۚ قَ‍‍الَ ‌إِنَّ‍‍هُ صَ‍‍رْحٌ‌ مُمَ‍رَّ‌د‌ٌ‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍وَ‌ا‌ر‍ِ‍ي‍رَۗ قَ‍‍الَتْ ‌‍رَبِّ ‌إِنِّ‍‍ي ظَ‍‍لَمْتُ نَفْسِي ‌وَ‌أَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْم‍‍َ‍انَ لِلَّهِ ‌‍رَبِّ ‌الْعَالَمِينَ
Wa Laqad 'Arsalnā 'Ilá Thamūda 'Akhāhum Şāliĥāan 'Ani A`budū Allaha Fa'idhā Hum Farīqāni Yakhtaşimūna 027-045 Kami sungguh telah mengutus kepada kaum Tsamûd saudara mereka sendiri, Shâlih, untuk mengajak mengesakan Allah. Tapi mereka saling berselisih dan saling bersengketa. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yang satu beriman dan yang lain tidak beriman. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌أَ‌رْسَلْنَ‍‍ا‌ ‌إِلَى‌ ثَم‍‍ُ‍و‌دَ‌ ‌أَ‍خَ‍‍اهُمْ صَ‍‍الِحاً‌ ‌أَنِ ‌اعْبُدُ‌و‌ا‌اللَّ‍‍هَ فَإِ‌ذَ‌ا‌ هُمْ فَ‍‍رِي‍‍قَ‍‍انِ يَ‍‍خْ‍‍تَ‍‍صِ‍‍مُونَ
Qāla Yā Qawmi Lima Tasta`jilūna Bis-Sayyi'ati Qabla Al-Ĥasanati ۖ Lawlā Tastaghfirūna Allāha La`allakum Turĥamūna 027-046 Shâlih berkata sambil memperingatkan kaumnya, "Mengapa kalian menuntut agar siksa itu disegerakan sebelum kalian menyatakan pertobatan? Tidakkah sebaiknya kalian memohon pengampunan terlebih dahulu pada Tuhan dan beriman kepada-Nya kalau-kalau kalian mendapatkan rahmat?" قَ‍‍الَ يَاقَ‍‍وْمِ لِمَ تَسْتَعْجِل‍‍ُ‍ونَ بِ‍ال‍‍سَّيِّئَةِ قَ‍‍بْ‍‍لَ ‌الْحَسَنَةِ لَوْلاَ‌ ۖ تَسْتَ‍‍غْ‍‍فِر‍ُ‍‌ونَ ‌اللَّ‍‍هَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Qālū Aţţayyarnā Bika Wa Biman Ma`aka ۚ Qāla Ţā'irukum `Inda Allāhi ۖ Bal 'Antum Qawmun Tuftanūna 027-047 Mereka menjawab, "Kami merasa pesimis dan sial denganmu dan para pengikutmu. Kami jelas akan ditimpa kemalangan." Shâlih berkata, "Semua yang mendatangkan kebaikan atau keburukan yang kalian alami berasal dari Allah Swt. Sebenarnya kalian sedang mendapat cobaan, berupa kesenangan dan kesusahan, agar kalian nantinya beriman." قَ‍‍الُو‌ا‌اطَّ‍‍يَّرْنَا‌ بِكَ ‌وَبِمَ‍‌‍نْ مَعَكَ ۚ قَ‍‍الَ طَ‍‍ائِرُكُمْ عِ‍‌‍نْ‍‍دَ‌ ‌اللَّ‍‍هِ ۖ بَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ قَ‍‍وْم‌‍ٌ‌ تُفْتَنُونَ
Wa Kāna Fī Al-Madīnati Tis`atu Rahţin Yufsidūna Fī Al-'Arđi Wa Lā Yuşliĥūna 027-048 Ada sembilan tokoh kaum Tsamûd yang memelopori tindakan perusakan di muka bumi, melalui pendapat dan propaganda-propagandanya. Mereka tak pernah sekali pun berbuat kebajikan. وَك‍‍َ‍انَ فِي ‌الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ ‌‍رَهْ‍‍طٍ‌ يُفْسِد‍ُ‍‌ونَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَلاَ‌ يُ‍‍صْ‍‍لِحُونَ
Qālū Taqāsamū Billāhi Lanubayyitannahu Wa 'Ahlahu Thumma Lanaqūlanna LiwalīyihiShahidnā Mahlika 'Ahlihi Wa 'Innā Laşādiqūna 027-049 Orang-orang musyrik itu saling berkata satu sama lain, "Bersumpahlah dengan nama Allah agar dapat memperdaya Shâlih dan keluarganya, lalu mereka kita bunuh. Setelah itu, kita katakan kepada ahli waris yang menuntut kematian mereka, 'Kami tidak tahu menahu tentang kematian Shâlih dan keluarganya. Sangguh, kami tidak bohong dalam perkataan kami ini'." قَ‍‍الُو‌ا‌ تَ‍‍قَ‍‍اسَمُو‌ا‌ بِ‍اللَّ‍‍هِ لَنُبَيِّتَ‍‍نَّ‍‍هُ ‌وَ‌أَهْلَ‍‍هُ ثُ‍‍مَّ لَنَ‍‍قُ‍‍ولَ‍‍نَّ لِوَلِيِّ‍‍هِ مَا‌ شَهِ‍‍دْنَا‌ مَهْلِكَ ‌أَهْلِ‍‍هِ ‌وَ‌إِنَّ‍‍ا‌ لَ‍‍صَ‍‍ا‌دِقُ‍‍ونَ
Wa Makarū Makan Wa Makarnā Makan Wa Hum Lā Yash`urūna 027-050 Mereka merencanakan suatu makar untuk membunuh Shâlih dan keluarganya. Padahal, di balik makar mereka itu, Allah telah mengatur sebuah rencana untuk menyelamatkan Shâlih dan keluarganya, dan mengahancurkan orang-orang musyrik itu. Akan tetapi mereka tidak menyadari adanya rencana di balik itu. وَمَكَرُ‌و‌ا‌ مَكْر‌ا‌ ً‌ ‌وَمَكَرْنَا‌ مَكْر‌ا‌ ً‌ ‌وَهُمْ لاَ‌ يَشْعُرُ‌ونَ
nžur Kayfa Kāna `Āqibatu Makrihim 'Annā Dammarnāhum Wa Qawmahum 'Ajma`īna 027-051 Maka perhatikanlah, wahai Muhammad, risiko dari makar yang mereka buat dan rencana yang Kami lakukan untuk menyelamatkan nabi Kami. Orang-orang musyrik itu Kami hancurkan bersama semua pengikutnya. Tanpa terkecuali. فَا‌ن‍‍ظُ‍‍رْ‌ كَ‍‍يْ‍‍فَ ك‍‍َ‍انَ عَاقِ‍‍بَةُ مَكْ‍‍رِهِمْ ‌أَنَّ‍‍ا‌ ‌دَمَّ‍‍رْنَاهُمْ ‌وَ‍قَ‍‍وْمَهُمْ ‌أَجْ‍‍مَعِينَ
Fatilka Buyūtuhum Khāwiyatan Bimā Žalamū ۗ 'Inna Fī Dhālika La'āyatan Liqawmin Ya`lamūna 027-052 Perhatikan pula peningggalan-peninggalan mereka, kamu akan melihat rumah-rumah mereka runtuh dan hancur. Itu semua akibat perbuatan zalim, kekafiran dan rencana jahat mereka untuk mencelakakan nabi yang diutus kepada mereka. Sungguh, dalam peristiwa yang terjadi pada kaum Tsamûd itu benar- benar terdapat tanda kekuasaan Kami bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَ‍‍ا‌وِيَة ً‌ بِمَا‌ ظَ‍‍لَمُ‍‍و‌اۗ ‌إِنَّ فِي ‌ذَلِكَ لَآيَة ً‌ لِ‍‍قَ‍‍وْمٍ‌ يَعْلَمُونَ
Wa 'Anjaynā Al-Ladhīna 'Āmanū Wa Kānū Yattaqūna 027-053 Kami pun menyelamatkan golongan yang beriman bersama Shâlih dari bencana yang menghancurkan itu, lantaran mereka takut menyalahi perintah Allah. وَ‌أَ‌ن‍‍جَيْنَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَكَانُو‌ا‌ يَتَّ‍‍قُ‍‍ونَ
Wa Lūţāan 'Idh Qāla Liqawmihi~ 'Ata'tūna Al-Fāĥishata Wa 'Antum Tubşirūna 027-054 Wahai Muhammad, ingatlah pula kisah Lûth bersama kaumnya yang menyalahi hukum Tuhan dan malakukan penyelewengan-penyelewengan. Ketika itu Lûth berkata, "Mengapa kalian melakukan perbuatan sangat keji dan menyimpang, padahal kalian menyaksikan sendiri keburukan itu? وَلُوط‍‍ا‌‌ ً‌ ‌إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ لِ‍‍قَ‍‍وْمِهِ ‌أَتَأْت‍‍ُ‍ونَ ‌الْفَاحِشَةَ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ تُ‍‍بْ‍‍‍‍صِ‍‍رُ‌ونَ
'A'innakum Lata'tūna Ar-Rijāla Shahwatan Min Dūni An-Nisā' ۚ Bal 'Antum Qawmun Tajhalūna 027-055 Pantaskah, dalam pandangan akal dan fitrah, jika kalian menyalurkan nafsu syahwat kepada sesama lelaki dengan meninggalkan wanita? Kalian benar-benar kaum yang sangat bodoh dan dungu, sehingga tidak lagi bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk." أَئِ‍‍نَّ‍‍كُمْ لَتَأْت‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍رِّج‍‍َ‍الَ شَهْوَة ً‌ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌ال‍‍نِس‍‍َ‍ا‌ء‌ ۚ بَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ قَ‍‍وْم‌‍ٌ‌ تَ‍‍جْ‍‍هَلُونَ
Famā Kāna Jawāba Qawmihi~ 'Illā 'An Qālū 'Akhrijū 'Āla Lūţin Min Qaryatikum ۖ 'Innahum 'Unāsun Yataţahharūna 027-056 Kaum itu tidak memberikan tanggapan lebih dari ucapan: "Usirlah Lûth bersama pengikutnya dari negeri ini! Mereka adalah orang-orang yang berlagak suci dan tidak sudi melihat perbuatan kita." فَمَا‌ ك‍‍َ‍انَ جَو‍َ‍‌ابَ قَ‍‍وْمِهِ ‌إِلاَّ‌ ‌أَ‌نْ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‍خْ‍‍رِجُ‍‍و‌ا‌ ‌آلَ ل‍‍ُ‍و‍طٍ‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍رْيَتِكُمْ ۖ ‌إِنَّ‍‍هُمْ ‌أُن‍‍َ‍اسٌ‌ يَتَ‍‍طَ‍‍هَّرُ‌ونَ
Fa'anjaynāhu Wa 'Ahlahu~ 'Illā Amra'atahu Qaddarnāhā Mina Al-Ghābirīna 027-057 Kemudian Kami menyelamatkan Lûth bersama seluruh keluarganya, kecuali istrinya, dari siksa yang akan menimpa kaumnya. Kami telah menakdirkan istri Lûth untuk tinggal bersama orang-orang kafir yang akan dihancurkan oleh azab Kami. فَأَ‌ن‍‍جَيْن‍‍َ‍اهُ ‌وَ‌أَهْلَهُ~ُ ‌إِلاَّ‌ ‌امْ‍رَ‌أَتَ‍‍هُ قَ‍‍دَّ‌رْنَاهَا‌ مِنَ ‌الْ‍‍غَ‍‍ابِ‍‍رِينَ
Wa 'Amţarnā `Alayhim Maţaan ۖ Fasā'a Maţaru Al-Mundharīna 027-058 Lalu Kami menurunkan hujan siksaan dan bencana. Sungguh merupakan hujan yang buruk dan menghancurkan siapa saja yang tidak mengindahkan peringatan akan datangnya azab. وَ‌أَمْ‍‍طَ‍‍رْنَا‌ عَلَيْهِمْ مَ‍‍طَ‍‍ر‌ا‌‌ ًۖ فَس‍‍َ‍ا‌ءَ‌ مَ‍‍طَ‍‍رُ‌ ‌الْمُ‍‌‍ن‍‍ذَ‌رِينَ
Quli Al-Ĥamdu Lillāh Wa Salāmun `Alá `Ibādihi Al-Ladhīna Aşţafá ۗālllahu Khayrun 'Ammā Yushrikūna 027-059 Katakan, wahai Muhammad, "Aku hanya memuji dan menyanjung Allah. Aku memohon kepada-Nya kedamaian dan penghormatan bagi hamba-hamba yang dipilih-Nya sebagai pengemban misi kerasulan." Katakan pula kepada orang-orang musyrik, "Manakah yang lebih baik, pengesaan Tuhan atau penyembahan berhala yang kalian pertuhankan selain Allah itu, sementara mereka jelas tidak dapat mendatangkan manfaat atau mudarat?" قُ‍‍لِ ‌الْحَمْدُ‌ لِلَّهِ ‌وَسَلاَمٌ عَلَى‌ عِبَا‌دِهِ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌اصْ‍‍طَ‍‍فَ‍‍ىۗ ‌آ‌اللَّهُ خَ‍‍يْ‍‍رٌ‌ ‌أَمَّ‍‍ا‌ يُشْ‍‍رِكُونَ
'Amman Khalaqa As-Samāwāti Wa Al-'Arđa Wa 'Anzala Lakum Mina As-Samā'i Mā'an Fa'anbatnā Bihi Ĥadā'iqa Dhāta Bahjatin Mā Kāna Lakum 'An Tunbitū Shajarahā ۗ 'A'ilahun Ma`a Allāhi ۚ Bal Hum Qawmun Ya`dilūna 027-060 Wahai Muhammad, tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya? Siapa pula yang menurunkan hujan dari langit yang sangat bermanfaat bagi kepentingan kalian? Dengan air hujan itu, Dia lalu menumbuhkan kebun-kebun yang bagus dan indah. Sungguh kalian tidak akan mampu menumbuhkan pepohonan yang beraneka ragam dengan warna dan buah yang berlainan! Keharmonisan dalam ciptaan semacam itu sungguh menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada tuhan lain yang menyertai Allah. Akan tetapi orang-orang kafir adalah kaum yang berpaling dari kebenaran dan keimanan, condong kepada kepalsuan dan kesyirikan." أَمَّ‍‍‌‍نْ خَ‍‍لَ‍‍قَ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضَ ‌وَ‌أَ‌ن‍‍زَلَ لَكُمْ مِنَ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ م‍‍َ‍ا‌ء‌‌ ً‌ فَأَ‌نْ‍‍بَتْنَا‌ بِ‍‍هِ حَد‍َ‍‌ائِ‍‍قَ ‌ذ‍َ‍‌اتَ بَهْجَةٍ‌ مَا‌ ك‍‍َ‍انَ لَكُمْ ‌أَ‌نْ تُ‍‌‍نْ‍‍بِتُو‌ا‌ شَجَ‍رَهَ‍‍اۗ ‌أَ‌ءِلَهٌ‌ مَعَ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ بَلْ هُمْ قَ‍‍وْمٌ‌ يَعْدِلُونَ
'Amman Ja`ala Al-'Arđa Qaan Wa Ja`ala Khilālahā 'Anhāan Wa Ja`ala Lahā Rawāsiya Wa Ja`ala Bayna Al-Baĥrayni Ĥājizāan ۗ 'A'ilahun Ma`a Allāhi ۚ Bal 'Aktharuhum Lā Ya`lamūna 027-061 Tanyakan kepada mereka, "Siapa yang membuat bumi menjadi datar dan cocok sebagai tempat tinggal? Siapa pula yang mengalirkan sungai-sungai di tengah-tengahnya, yang menciptakan gunung-gunung yang membuat bumi menjadi kokoh dan tidak condong? Siapa pula yang membuat pemisah antara air laut yang asin dan air tawar agar masing-masing tidak bercampur aduk? Tiada tuhan yang menyertai Allah. Hanya Dialah sang Pencipta. Akan tetapi sebagian besar manusia tidak mau mengambil manfaat ilmu pengetahuan dengan sebenarnya seolah-olah mereka tidak berpengetahuan." أَمَّ‍‍‌‍نْ جَعَلَ ‌الأَ‌رْ‍ضَ قَ‍رَ‌ا‌ر‌ا‌ ً‌ ‌وَجَعَلَ خِ‍‍لاَلَهَ‍‍ا‌ ‌أَ‌نْ‍‍هَا‌ر‌ا‌ ً‌ ‌وَجَعَلَ لَهَا‌ ‌‍رَ‌وَ‌اسِيَ ‌وَجَعَلَ بَ‍‍يْ‍‍نَ ‌الْبَحْ‍رَيْ‍‍نِ حَاجِز‌اً‌ ۗ ‌أَ‌ءِلَهٌ‌ مَعَ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ بَلْ ‌أَكْثَرُهُمْ لاَ‌ يَعْلَمُونَ
'Amman Yujību Al-Muđţarra 'Idhā Da`āhu Wa Yakshifu As-Sū'a Wa Yaj`alukum Khulafā'a Al-'Arđi ۗ 'A'ilahun Ma`a Allāhi ۚ Qalīlāan Mā Tadhakkarūna 027-062 Tanyakan pula kepada mereka, wahai Muahammad, "Siapakah yang mengabulkan permohonan orang yang berdoa dalam keadaan kritis, dalam kesulitan luar biasa, lalu berlari mencari perlindungan dengan merendahkan diri dan khusyuk? Siapakah pula yang menolong manusia dari keburukan yang menimpanya? Siapakah yang mengangkat kalian sebagai khalifah di muka bumi sebagai pengganti orang-orang terdahulu? Tidak ada tuhan lain yang menyertai Allah sebagai pemberi karunia dan nikmat-nikmat itu. Akan tetapi kalian, wahai orang-orang kafir, sedikit sekali mengambil pelajaran." أَمَّ‍‍‌‍نْ يُج‍‍ِ‍ي‍‍بُ ‌الْمُ‍‍ض‍‍طَ‍رَّ‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌دَع‍‍َ‍اهُ ‌وَيَكْشِفُ ‌ال‍‍سّ‍‍ُ‍و‌ءَ‌ ‌وَيَ‍‍جْ‍‍عَلُكُمْ خُ‍‍لَف‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۗ ‌أَ‌ءِلَهٌ‌ مَعَ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ قَ‍‍لِيلا‌ ً‌ مَا‌ تَذَكَّرُ‌ونَ
'Amman YahdīkumŽulumāti Al-Barri Wa Al-Baĥri Wa Man Yursilu Ar-Riyāĥa Bushan Bayna Yaday Raĥmatihi~ ۗ 'A'ilahun Ma`a Allāhi ۚ Ta`ālá Allāhu `Ammā Yushrikūna 027-063 Tanyakan pula kepada mereka, wahai Rasul, "Siapakah yang membimbing kalian dalam perjalanan malam yang gelap gulita, di laut dan di darat? Siapakah pula yang mengirim angin pertanda hujan sebagai pembawa rahmat? Adakah tuhan selain Allah yang mampu berbuat demikian? Allah Mahasuci untuk mempunyai sekutu." أَمَّ‍‍‌‍نْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُ‍‍لُم‍‍َ‍اتِ ‌الْبَرِّ‌ ‌وَ‌الْبَحْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَمَ‍‌‍نْ يُرْسِلُ ‌ال‍‍رِّي‍‍َ‍احَ بُشْر‌ا‌ ً‌ بَ‍‍يْ‍‍نَ يَدَيْ ‌‍رَحْمَتِهِ ۗ ‌أَ‌ءِلَهٌ‌ مَعَ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ تَعَالَى‌ ‌اللَّ‍‍هُ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ يُشْ‍‍رِكُونَ
'Amman Yabda'u Al-Khalqa Thumma Yu`īduhu Wa Man Yarzuqukum Mina As-Samā'i Wa Al-'Arđi ۗ 'A'ilahun Ma`a Allāhi ۚ Qul Hātū Burhānakum 'In Kuntum Şādiqīna 027-064 Tanyakan juga kepada mereka, "Siapakah yang mula-mula menciptakan makhluk kemudian menghidupkannya kembali sesudah fana nanti? Siapakah yang mendatangkan rezeki untuk kalian dari atas langit dan dari dalam bumi? Tak ada yang dapat melakukan pekerjaan semacam itu kecuali Allah." Katakan pula, wahai Muhammad, untuk mencela dan mengingkari perbuatan mereka, "Jika kalian memiliki tuhan selain Allah, tunjukkanlah kepada kami alasan-alasan yang membenarkan hal itu, kalau kalian sungguh- sungguh orang yang jujur dan benar. Kami yakin kalain tidak akan dapat melakukannya." أَمَّ‍‍‌‍نْ يَ‍‍بْ‍‍دَ‌أُ‌ ‌الْ‍‍خَ‍‍لْ‍‍قَ ثُ‍‍مَّ يُعِيدُهُ ‌وَمَ‍‌‍نْ يَرْ‌زُ‍قُ‍‍كُمْ مِنَ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۗ ‌أَ‌ءِلَهٌ‌ مَعَ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ قُ‍‍لْ هَاتُو‌ا‌ بُرْهَانَكُمْ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ صَ‍‍ا‌دِقِ‍‍ينَ
Qul Lā Ya`lamu Man As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Al-Ghayba 'Illā Al-Lahu ۚ Wa Mā Yash`urūna 'Ayyāna Yub`athūna 027-065 Katakan pula, wahai Muhammad, "Sungguh, Zat yang Mahaesa dalam penciptaan alam semesta ini adalah Yang mengetahui segala persoalan gaib, yaitu Allah Swt. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan manusia akan dibangkitakan dari kubur untuk diperiksa amal perbuatannya lalu diberi balasan." قُ‍‍لْ لاَ‌ يَعْلَمُ مَ‍‌‍نْ فِي ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌الْ‍‍غَ‍‍يْ‍‍بَ ‌إِلاَّ‌ ‌اللَّ‍‍هُ ۚ ‌وَمَا‌ يَشْعُر‍ُ‍‌ونَ ‌أَيّ‍‍َ‍انَ يُ‍‍بْ‍‍عَثُونَ
Bal Addāraka `Ilmuhum Al-'Ākhirati ۚ Bal HumShakkin Minhā ۖ Bal Hum Minhā `Amūna 027-066 Pengetahuan mereka tentang akhirat yang berawal dari ketidaktahuan berubah menjadi keraguan. Mereka bagaikan orang buta, karena tidak mau berusaha mencari alasan-alasan yang membenarkan adanya hari akhir. Hal itu lantaran mata hati mereka telah dirusak oleh kesesatan. بَلْ ‌ا‌دَّ‌ا‌‍رَكَ عِلْمُهُمْ فِي ‌الآ‍‍خِ‍رَةِ ۚ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ۖ بَلْ هُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ عَمُونَ
Wa Qāla Al-Ladhīna Kafarū 'A'idhā Kunnā Tubāan Wa 'Ābā'uunā 'A'innā Lamukhrajūna 027-067 Orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan itu mengatakan, "Ketika kami telah menjadi debu, jasad kami dan jasad nenek moyang kami pun telah hancur lebur, apakah kami akan dihidupkan kembali? وَ‍قَ‍‍الَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ‌أَئِذَ‌ا‌ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ تُ‍رَ‌ابا‌ ً‌ ‌وَ‌آب‍‍َ‍ا‌ؤُنَ‍‍ا‌ ‌أَئِ‍‍نَّ‍‍ا‌ لَمُ‍‍خْ‍رَجُونَ
Laqad Wu`idnā Hādhā Naĥnu Wa 'Ābā'uunā Min Qablu 'In Hādhā 'Illā 'Asāţīru Al-'Awwalīna 027-068 Muhammad telah mengingatkan kami akan datangnya hari kebangkitan itu, persis seperti apa yang dikatakan oleh rasul-rasul sebelumnya kepada moyang-moyang kami. Jika benar apa yang dikatakannya itu, mestinya telah terbukti. Tapi kenyatannya itu hanya kebohongan orang-orang yang telah lalu." لَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌وُعِ‍‍دْنَا‌ هَذَ‌ا‌ نَحْنُ ‌وَ‌آب‍‍َ‍ا‌ؤُنَا‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لُ ‌إِ‌نْ هَذَ‌ا‌ ‌إِلاَّ‌ ‌أَسَاطِ‍‍ي‍‍رُ‌ ‌الأَ‌وَّلِينَ
Qul Sīrū Fī Al-'Arđi Fānžurū Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mujrimīna 027-069 Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, "Berjalanlah sampai ke ujung dunia, lalu perhatikanlah bukti-bukti sejarah yang ditinggalkan oleh orang-orang pendusta yang diazab Allah, agar kalian dapat mengambil pelajaran yang membuat kalian takut akan azab-Nya!" قُ‍‍لْ سِيرُ‌و‌ا‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ فَا‌ن‍‍ظُ‍‍رُ‌و‌ا‌ كَ‍‍يْ‍‍فَ ك‍‍َ‍انَ عَاقِ‍‍بَةُ ‌الْمُ‍‍جْ‍‍رِمِينَ
Wa Lā Taĥzan `Alayhim Wa Lā TakunĐayqin Mimmā Yamkurūna 027-070 Kamu tidak perlu merasa duka dengan ulah orang-orang kafir yang enggan mengikuti agamamu, Muhammad. Tugasmu hanyalah menyampaikan pesan-pesan kerasulan Kami. Jangan merasa khawatir pada makar dan rencana-rencana jahat mereka, karena Kami benar-benar akan menolongmu atas mereka. وَلاَ‌ تَحْزَ‌نْ عَلَيْهِمْ ‌وَلاَ‌ تَكُ‍‌‍نْ فِي ضَ‍‍يْ‍‍قٍ‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ يَمْكُرُ‌ونَ
Wa Yaqūlūna Matá Hādhā Al-Wa`du 'In Kuntum Şādiqīna 027-071 Pendustaan orang-orang kafir itu telah sampai pada puncaknya. Mereka meminta agar siksa itu segera didatangkan dengan mengatakan, "Kapan akan datang siksa yang kamu ancamkan kepada kami itu? Mana azab yang akan menimpa orang-orang yang berdusta seperti kami itu? Buktikan, jika perkataanmu memang benar!" وَيَ‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ مَتَى‌ هَذَ‌ا‌ ‌الْوَعْدُ‌ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ صَ‍‍ا‌دِقِ‍‍ينَ
Qul `Asá 'An Yakūna Radifa Lakum Ba`đu Al-Ladhī Tasta`jilūna 027-072 Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Jangan-jangan sebagian azab yang kalian minta disegerakan itu sudah dekat dan akan menimpa kalian." قُ‍‍لْ عَسَ‍‍ى‌ ‌أَ‌نْ يَك‍‍ُ‍ونَ ‌‍رَ‌دِفَ لَكُمْ بَعْ‍‍ضُ ‌الَّذِي تَسْتَعْجِلُونَ
Wa 'Inna Rabbaka Ladhū Fađlin `Alá An-Nāsi Wa Lakinna 'Aktharahum Lā Yashkurūna 027-073 Sesungguhnya Allah Swt. adalah Tuhan yang memberikan nikmat dan kebaikan-kebaikan bagi seluruh manusia. Di antara wujud rahmat-Nya itu adalah penundaan hukuman yang akan dikenakan atas orang-orang yang berdusta. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri karunia Allah. وَ‌إِنَّ ‌‍رَبَّكَ لَذُ‌و‌ فَ‍‍ضْ‍‍لٍ عَلَى‌ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسِ ‌وَلَكِ‍‍نَّ ‌أَكْثَ‍رَهُمْ لاَ‌ يَشْكُرُ‌ونَ
Wa 'Inna Rabbaka Laya`lamu Mā Tukinnu Şudūruhum Wa Mā Yu`linūna 027-074 Dan Tuhanmu, Muhammad, sungguh Maha Mengetahui segala perkataan dan perbuatan yang mereka rahasiakan dan yang mereka tampakkan. Allah Maha Memberi balasan atas segala yang mereka perbuat itu. وَ‌إِنَّ ‌‍رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا‌ تُكِ‍‍نُّ صُ‍‍دُ‌و‌رُهُمْ ‌وَمَا‌ يُعْلِنُونَ
Wa Mā Min Ghā'ibatin As-Samā'i Wa Al-'Arđi 'Illā Fī Kitābin Mubīnin 027-075 Tak ada sesuatu yang tersembunyi atau gaib--sekecil dan sehalus apa pun--baik di langit maupun di bumi, yang tidak diketahui dan dicatat oleh Allah dalam kitab yang benar di sisi-Nya. وَمَا‌ مِ‍‌‍نْ غَ‍‍ائِبَة‌‍ٍ‌ فِي ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌إِلاَّ‌ فِي كِت‍‍َ‍ابٍ‌ مُبِينٍ
'Inna Hādhā Al-Qur'āna Yaquşşu `Alá Banī 'Isrā'īla 'Akthara Al-Ladhī Hum Fīhi Yakhtalifūna 027-076 Sesunggguhnya kitab suci yang diwahyukan kepada Muhammad itu memberikan penjelasan kepada Banû Isrâ'îl mengenai akidah, hukum dan kisah-kisah yang benar yang termaktub dalam Tawrât, untuk mengembalikan kepada kebenaran atas persoalan-persoalan yang mereka perselisihkan. إِنَّ هَذَ‌ا‌ ‌الْ‍‍قُ‍‍رْ‌آنَ يَ‍‍قُ‍‍صُّ عَلَى‌ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌أَكْثَ‍رَ‌الَّذِي هُمْ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ يَ‍‍خْ‍‍تَلِفُونَ
Wa 'Innahu Lahudan Wa Raĥmatun Lilmu'uminīna 027-077 Kitab suci ini adalah petunjuk yang membebaskan manusia dari kesesatan, dan sebagai rahmat yang menyelamatkan orang-orang yang beriman kepadanya dari siksa. وَ‌إِنَّ‍‍هُ لَهُ‍‍د‌ى‌ ً‌ ‌وَ‌‍رَحْمَة ٌ‌ لِلْمُؤْمِنِينَ
'Inna Rabbaka Yaqđī Baynahum Biĥukmihi ۚ Wa Huwa Al-`Azīzu Al-`Alīmu 027-078 Sesungguhnya Tuhanmu akan memberikan keputusan pada setiap manusia dengan sifat adil-Nya pada hari kiamat. Dia Mahamenang. Tak seorang pun dapat menolak keputusan-Nya; Maha Mengetahui yang tidak tersamar bagi-Nya antara kepalsuan dan kebenaran. إِنَّ ‌‍رَبَّكَ يَ‍‍قْ‍‍‍‍ضِ‍‍ي بَيْنَهُمْ بِحُكْمِ‍‍هِ ۚ ‌وَهُوَ‌ ‌الْعَز‍ِ‍ي‍‍زُ‌ ‌الْعَلِيمُ
Fatawakkal `Alá Allāhi ۖ 'Innaka `Alá Al-Ĥaqqi Al-Mubīni 027-079 Oleh karena itu, serahkan segala urusanmu kepada Allah. Teruslah berdakwah dengan penuh keyakinan akan datangnya kemenangan, karena kamu memang berada pada kebenaran yang jelas. Ulah orang-orang yang mengingkarimu itu tidak akan membawa kerugian apa-apa bagi dirimu. فَتَوَكَّلْ عَلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ ۖ ‌إِنَّ‍‍كَ عَلَى‌ ‌الْحَ‍‍قِّ ‌الْمُبِينِ
'Innaka Lā Tusmi`u Al-Mawtá Wa Lā Tusmi`u Aş-Şumma Ad-Du`ā'a 'Idhā Wa Llaw Mudbirīna 027-080 Sungguh kamu, Muhammad, tidak akan dapat mendatangkan hidayah kepada orang-orang kafir. Mereka tidak sadar, bagaikan orang mati. Mereka juga tidak dapat mendengar bagaikan orang yang kehilangan indera pendengarnya. Mereka tidak memiliki kesiapan mendengarkan dakwahmu, karena mereka telah terlanjur larut dalam sikap berpaling darimu. إِنَّ‍‍كَ لاَ‌ تُسْمِعُ ‌الْمَوْتَى‌ ‌وَلاَ‌ تُسْمِعُ ‌ال‍‍صُّ‍‍مَّ ‌ال‍‍دُّع‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌وَلَّوْ‌ا‌ مُ‍‍دْبِ‍‍رِينَ
Wa Mā 'Anta Bihādī Al-`Umyi `An Đalālatihim ۖ 'In Tusmi`u 'Illā Man Yu'uminu Bi'āyātinā Fahum Muslimūna 027-081 Kamu tidak akan dapat mendatangkan petunjuk menuju kebenaran kepada orang-orang yang mata hatinya buta. Yang dapat kamu buat mendengar hanyalah orang yang beriman pada ayat-ayat Kami. Mereka memang taat dan selalu menyambut seruan Kami. وَمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌نْ‍‍تَ بِهَا‌دِي ‌الْعُمْيِ عَ‍‌‍نْ ضَ‍‍لاَلَتِهِمْ ۖ ‌إِ‌نْ تُسْمِعُ ‌إِلاَّ‌ مَ‍‌‍نْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا‌ فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Wa 'Idhā Waqa`a Al-Qawlu `Alayhim 'Akhrajnā Lahum Dābbatan Mina Al-'Arđi Tukallimuhum 'Anna An-Nāsa Kānū Bi'āyātinā Lā Yūqinūna 027-082 Apabila janji Allah akan datangnya hari kiamat itu semakin dekat, dan orang-orang kafir itu hampir ditimpa azab, Allah akan mendatangkan binatang melata dari dalam bumi yang dapat bercakap-cakap. Di antara ucapannya adalah: "Sesungguhnya orang-orang kafir itu mengingkari seluruh mukjizat dan tidak mau beriman pada hari kiamat. Saat ini terbukti apa yang sebelumnya mereka ingkari. Inilah dahsyatnya hari kiamat dan peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi sesudah itu. "(1). (1) Demikianlah penafsiran ayat ini bedasarkan makna tekstualnya. Ada dua pendapat lain mengenai penafsiran makna ayat ini. Pertama, yang dimaksud dengan kata "dâbbah" dalam ayat ini adalah apa saja yang berjalan (melata) di atas bumi, termasuk binatang dan manusia. Dalam konteks penafsiran ini, pengertian yang mungkin lebih tepat adalah bahwa kata "dâbbah" berarti 'manusia', yang muncul menjelang hari kiamat. Dengan demikian, ayat ini berarti sebagai berikut: "Apabila kepastian bahwa orang-orang kafir akan mendapat siksa telah datang, mereka akan didatangi sekelompok orang beriman yang berjalan melalui lembah atau dataran hingga mengoncangkan orang-orang kafir dan memporak-porandakan bangunannya". Kedua, kata "dâbbah" di atas dapat diartikan sebagai 'orang-orang jahat' yang, karena kebodohannya, disamakan dengan hewan melata. Pendapat ini dicantumkan oleh Al-Ashfahânî dalam bukunya Al-Muqarrarât. Dengan begitu, ayat itu berarti demikian: "Ketika hari kiamat telah hampir tiba, bumi ini akan dipenuhi oleh kejahatan dan kerusakan. Lalu terjadilah peristiwa kiamat yang didustakan oleh orang-orang kafir itu". Peristiwa dan kenyataan itulah, bukan sekadar ungkapan, yang dimaksud dengan kata "qawl" dalam ayat ini. Dalam hal ini, kedua pendapat tadi tidak jauh berbeda. وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌وَ‍قَ‍‍عَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْلُ عَلَيْهِمْ ‌أَ‍خْ‍رَجْ‍‍نَا‌ لَهُمْ ‌د‍َ‍‌ابَّة ً‌ مِنَ ‌الأَ‌رْ‍ضِ تُكَلِّمُهُمْ ‌أَنَّ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسَ كَانُو‌ا‌ بِآيَاتِنَا‌ لاَ‌ يُوقِ‍‍نُونَ
Wa Yawma Naĥshuru Min Kulli 'Ummatin Fawjāan Mimman Yukadhdhibu Bi'āyātinā Fahum Yūza`ūna 027-083 Ingatlah, wahai Muhammad, hari ketika Kami mengumpulkan golongan pendusta dari tiap umat, yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka adalah para pembesar yang menjadi panutan. Mereka akan digiring di depan pengikut mereka menuju pintu gerbang perhitungan dan pembalasan. وَيَ‍‍وْمَ نَحْشُرُ‌ مِ‍‌‍نْ كُلِّ ‌أُمَّ‍‍ة‌‍ٍ‌ فَوْجا‌ ً‌ مِ‍‍مَّ‍‍‌‍نْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا‌ فَهُمْ يُو‌زَعُونَ
Ĥattá 'Idhā Jā'ū Qāla 'Akadhdhabtum Bi'āyātī Wa Lam Tuĥīţū Bihā `Ilmāan 'Ammādhā Kuntum Ta`malūna 027-084 Pada saat berdiri di hadapan Tuhan untuk diperhitungkan amal perbuatannya, dengan nada mencemooh para pendusta itu, Allah berfirman, "Kalian telah mengingkari semua ayat Kami, tanpa kalian renungkan dan kalian pikirkan terlebih dahulu. Apa yang selama ini kalian perbuat di dunia, sedangkan Kami tidak menciptakan kalian untuk sesuatu yang sia-sia?" حَتَّ‍‍ى‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ء‍ُ‍‌و‌ا‌ قَ‍‍الَ ‌أَكَذَّبْ‍‍تُمْ بِآيَاتِي ‌وَلَمْ تُحِي‍‍طُ‍‍و‌ا‌ بِهَا‌ عِلْماً‌ ‌أَمَّ‍‍ا‌ذَ‌ا‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ تَعْمَلُونَ
Wa Waqa`a Al-Qawlu `Alayhim Bimā Žalamū Fahum Lā Yanţiqūna 027-085 Mereka disiksa lantaran kezaliman mereka pada diri sendiri dengan perbuatan durhaka. Mereka tidak mampu mengelak dan berdalih. وَ‌وَ‍قَ‍‍عَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا‌ ظَ‍‍لَمُو‌ا‌ فَهُمْ لاَ‌ يَ‍‌‍ن‍‍طِ‍‍قُ‍‍ونَ
'Alam Yaraw 'Annā Ja`alnā Al-Layla Liyaskunū Fīhi Wa An-Nahāra Mubşirāan ۚ 'Inna Fī Dhālika La'āyātin Liqawmin Yu'uminūna 027-086 Mereka telah menyaksikan bahwa Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat, meciptakan siang terang benderang sebagai waktu bekerja dan mencari nafkah. Pada gejala-gejala alam itu sungguh terdapat bukti-bukti yang jelas akan ketuhanan dan kemahaesaan Allah bagi orang-orang yang mau merenungkan lalu beriman kepada-Nya. أَلَمْ يَ‍رَ‌وْ‌ا‌ ‌أَنَّ‍‍ا‌ جَعَلْنَا‌ ‌ال‍‍لَّ‍‍يْ‍‍لَ لِيَسْكُنُو‌ا‌ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍ه‍‍َ‍ا‌‍رَ‌ مُ‍‍بْ‍‍‍‍صِ‍‍ر‌ا‌‌ ًۚ ‌إِنَّ فِي ‌ذَلِكَ لَآي‍‍َ‍ات‍ٍ‌ لِ‍‍قَ‍‍وْمٍ‌ يُؤْمِنُونَ
Wa Yawma Yunfakhu Fī Aş-Şūri Fafazi`a Man As-Samāwāti Wa Man Al-'Arđi 'Illā Man Shā'a Allāhu ۚ Wa Kullun 'Atawhu Dākhirīna 027-087 Wahai Muhammad, ingatlah suatu saat ketika malaikat Isrâfîl membunyikan terompet atas izin Allah. Saat itu seluruh penghuni langit dan bumi akan sangat terkejut oleh dahsyatnya bunyi terompet itu, kecuali orang-orang yang diberi ketenangan oleh Allah dan diamankan dari kepanikan. Seluruh makhluk akan menghadap Allah dalam keadaan hina. وَيَ‍‍وْمَ يُ‍‌‍ن‍‍فَ‍‍خُ فِي ‌ال‍‍صُّ‍‍و‌ر‍ِ‍‌ فَفَزِعَ مَ‍‌‍نْ فِي ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَمَ‍‌‍نْ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌إِلاَّ‌ مَ‍‌‍نْ ش‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌اللَّ‍‍هُ ۚ ‌وَكُلٌّ ‌أَتَ‍‍وْهُ ‌دَ‌اخِ‍‍رِينَ
Wa Tará Al-Jibāla Taĥsabuhā Jāmidatan Wa Hiya Tamurru Marra As-Saĥābi ۚ Şun`a Allāhi Al-Ladhī 'Atqana Kulla Shay'in ۚ 'Innahu Khabīrun Bimā Taf`alūna 027-088 Wahai Muhammad, kamu pasti menyangka bahwa gunung-gunung itu diam tak bergerak. Padahal sebenarnya tidak demikian. Gunung-gunung itu bergerak cepat bagai awan. Itulah sebagian dari ciptaan Allah, Pencipta segala sesuatu dengan sempurna. Allah Swt. mengetahui secara terperinci apa yang diperbuat oleh manusia berupa ketaatan dan kemaksiatan. Dan Allah akan memberikan balasan pada amal perbuatan itu(1). (1) Ayat ini memberikan penjelasan bahwa segala benda yang tunduk pada hukum gravitasi bumi, termasuk lautan, daratan, gunung- gunung, atmosfer dan benda-benda lainnya, berotasi bersama-sama bumi dan berputar pula mengelilingi matahari. Proses pergerakan itu akan mengakibatkan separo belahan bumi akan mengalami kegelapan selama enam bulan, sedang paroan lain akan mengalami siang yang terang benderang selama masa yang sama. Tetapi kita, sebagai penduduk bumi, tidak merasakan gerak perputaran itu. Persis saat kita menyaksikan gerak awan di udara yang tidak menimbulkan bunyi. Dan Allah Maha Kuasa untuk menjadikan bumi berhenti, tidak berotasi pada porosnya atau menjadikan masa rotasinya sama dengan masa yang dipergunakan bumi mengelilingi matahari (evolusi). Dengan begitu separo permukaan bumi akan mengalami malam yang gelap gulita dan separo yang lain mengalami siang terang benderang sepanjang tahun. Hal itu tentu dapat berakibat hilangnya keseimbangan temperatur bumi secara keseluruhan. Pada gilirannya, hal terakhir ini akan mengakibatkan musnahnya semua makhluk yang ada di bumi. Allah Swt. membuat semua aturan dengan sangat teliti itu, sebagai wujud kasih sayang kepada hamba-Nya. Meskipun Aristarkhos (310-230 S. M), seorang ahli falak Yunani telah menulis tentang rotasi bumi, tulisannya itu belum sampai kepada kalangan Arab pada masa Muhammad saw. atau sebelumnya. Orang pertama di kalangan Arab yang menyinggung masalah ini adalah Al-Bîrûnî sekitar tahun 1000 M., mengiring gerakan terjemah yang terjadi pada masa dinasti Abbasiah. Penyampaian fakta ilmiah ini melalui Muhammad saw. sebelum ia sendiri tahu tentang hal itu, adalah bukti bahwa al-Qur'ân benar-benar wahyu yang difirmankan oleh Allah Swt. وَتَ‍رَ‌ى‌ ‌الْجِب‍‍َ‍الَ تَحْسَبُهَا‌ جَامِدَة ً‌ ‌وَهِيَ تَمُرُّ‌ مَ‍رَّ‌ال‍‍سَّح‍‍َ‍ابِ ۚ صُ‍‍‌‍نْ‍‍عَ ‌اللَّ‍‍هِ ‌الَّذِي ‌أَتْ‍‍قَ‍‍نَ كُلَّ شَ‍‍يْء‌‌ٍۚ ‌إِنَّ‍‍هُ خَ‍‍ب‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ بِمَا‌ تَفْعَلُونَ
Man Jā'a Bil-Ĥasanati Falahu Khayrun Minhā Wa Hum Min Faza`in Yawma'idhin 'Āminūna 027-089 Setiap orang yang melakukan kebajikan di dunia, beriman dan ikhlas menaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari apa yang dia kerjakan. Orang-orang yang berbuat kebajikan itu akan selamat dari rasa takut dan panik pada hari kiamat. مَ‍‌‍نْ ج‍‍َ‍ا‌ءَ‌ بِ‍الْحَسَنَةِ فَلَ‍‍هُ خَ‍‍يْ‍‍ر‌ٌ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ‌وَهُمْ مِ‍‌‍نْ فَزَعٍ‌ يَوْمَئِذ‌‌ٍ‌ ‌آمِنُونَ
Wa Man Jā'a Bis-Sayyi'ati Fakubbat Wujūhuhum An-Nāri Hal Tujzawna 'Illā Mā Kuntum Ta`malūna 027-090 Sebaliknya, siapa saja yang berbuat kejahatan, syirik dan kemaksiatan, lalu mati dalam keadaan musyrik, maka sebagai balasannya Allah akan menjerumuskan muka mereka ke dalam api neraka pada hari kiamat. Saat itu akan dikatakan kepada mereka, "Kalian tidak diberikan balasan kecuali sebagai akibat dari kesyirikan dan kemaksiatan kalian." وَمَ‍‌‍نْ ج‍‍َ‍ا‌ءَ‌ بِ‍ال‍‍سَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ ‌وُجُوهُهُمْ فِي ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌ر‍ِ‍‌ هَلْ تُ‍‍جْ‍‍زَ‌وْنَ ‌إِلاَّ‌ مَا‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ تَعْمَلُونَ
'Innamā 'Umirtu 'An 'A`buda Rabba Hadhihi Al-Baldati Al-Ladhī Ĥarramahā Wa Lahu Kullu Shay'in ۖ Wa 'Umirtu 'An 'Akūna Mina Al-Muslimīna 027-091 Katakan, wahai Muhammad, kepada manusia, "Aku diperintahkan hanya untuk menyembah Allah, Tuhan Penjaga negeri Mekah yang mulia, suci dan aman. Di negeri ini tidak boleh ada pertumpahan darah, binatangnya pun tidak boleh dibunuh dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang. Allah Swt. Pemilik dan Pencipta segala yang ada di alam semesta. Aku diperintah agar menjadi orang yang tunduk kepada-Nya. إِنَّ‍‍مَ‍‍ا‌ ‌أُمِ‍‍رْتُ ‌أَ‌نْ ‌أَعْبُدَ‌ ‌‍رَبَّ هَذِهِ ‌الْبَلْدَةِ ‌الَّذِي حَ‍رَّمَهَا‌ ‌وَلَ‍‍هُ كُلُّ شَ‍‍يْء‌ٍۖ ‌وَ‌أُمِ‍‍رْتُ ‌أَ‌نْ ‌أَك‍‍ُ‍ونَ مِنَ ‌الْمُسْلِمِينَ
Wa 'An 'Atluwa Al-Qur'āna ۖ Famani Ahtadá Fa'innamā Yahtadī Linafsihi ۖ Wa Man Đalla Faqul 'Innamā 'Anā Mina Al-Mundhirīna 027-092 Aku juga diperintahkan untuk selalu membaca al-Qur'ân, baik sebagai ibadah, perenungan maupun demi mengajak manusia kepada ajarannya." Siapa yang mengikuti petunjuk al-Qur'ân dan beriman kepadanya, maka kebaikan dan pahalanya akan kembali kepada pelakunya, bukan kepada dirimu, Muhammad. Dan siapa yang menyerong dari kebenaran dan tidak mengikuti dirimu, maka katakan kepadanya, "Aku hanyalah seorang rasul, pemberi peringatan dan penyampai pesan-pesan suci Tuhanku." وَ‌أَ‌نْ ‌أَتْلُوَ‌ ‌الْ‍‍قُ‍‍رْ‌آنَ ۖ فَمَنِ ‌اهْتَدَ‌ى‌ فَإِنَّ‍‍مَا‌ يَهْتَدِي لِنَفْسِ‍‍هِ ۖ ‌وَمَ‍‌‍نْ ضَ‍‍لَّ فَ‍‍قُ‍‍لْ ‌إِنَّ‍‍مَ‍‍ا‌ ‌أَنَا‌ مِنَ ‌الْمُ‍‌‍ن‍‍ذِ‌رِينَ
Wa Quli Al-Ĥamdu Lillāh Sayurīkum 'Āyātihi Fata`rifūnahā ۚ Wa Mā Rabbuka Bighāfilin `Ammā Ta`malūna 027-093 Katakan pula, "Segala puji bagi Tuhanku atas karunia kenabian dan hidayah. Dia akan memperlihatkan bukti-bukti kekuasaan-Nya bagi kalian di dunia dan akan menampakkan kebenaran berita yang disampaikan kepada kalian di akhirat nanti, sehingga kalian mengetahui hakikat sebenarnya. Dan Allah tidak lemah untuk membuat perhitungan dan tidak lalai akan perbuatan kalian." وَ‍قُ‍‍لِ ‌الْحَمْدُ‌ لِلَّهِ سَيُ‍‍رِيكُمْ ‌آيَاتِ‍‍هِ فَتَعْ‍‍رِفُونَهَا‌ ۚ ‌وَمَا‌ ‌‍رَبُّكَ بِ‍‍غَ‍‍افِلٍ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ تَعْمَلُونَ
Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Next Sūrah